Plastik adalah material yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi dan industri membuat aktivitas produksi plastik terus meningkat. Hampir semua produk menggunakan plastik baik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak digunakan dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya, jumlah produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.
Menurut Jean-Francois Nobelt (2005 : 4 – 7), Negara-negara berkembang berusaha meningkatkan taraf hidupnya dengan tingkat konsumsi yang tinggi, sehingga mereka membuang banyak sampah. Misalnya saja di Indonesia, sampah yang terbuang setiap harinya saja sekitar 11.330 ton. Padahal di negara-negara maju seperti Afrika, seorang Afrika hanya menghasilkan 17 kg sampah rumah tangga setiap tahunnya. Sampah yang begitu banyak membuat dunia kita menjadi rusak dan kemudian terjadi penyakit dimana-mana. Seperti pada Abad Pertengahan, sampah dibuang ke jalan dan sungai sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan meningkatkan resiko penularan penyakit, seperti pes. Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi lagi bukan?
Kurangnya kesadaran akan limbah dan tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya yang semakin bertambah mengakibatkan sampah terus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Sampah yang umum ditemukan di TPA antara lain botol minuman, deterjen, dan kantong plastik. Sampah-sampah yang kurang menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan meliriknya. Padahal jika kita mau berusaha sedikit, sampah-sampah tersebut dapat menjadi peluang usaha. Bahkan jika kita mau mengolahnya dengan benar, usaha ini dapat menjadi sumber daya.
Akibat begitu banyaknya sampah di lingkungan, kita jadi bertanya-tanya. Bagaimanakah cara untuk mengurangi sampah? Apakah ada persyaratan agar sampah dapat diproses? Apa yang dapat kita olah dari sampah? Bagaiman cara mengolah sampah tersebut? Dan, bagaimana cara mengelola usaha tersebut agar sukses? Maka, disini akan dipaparkan jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Begitu juga dengan tip dan trik agar usaha daur ulang sampah plastik dapat terus berkembang dan sukses.
Pengelolaan sampah plastik perlu dilakukan untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh. Alternatif-alternatif yang dapat kita lakukan berkaitan dengan pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
a. Reduce (mengurangi)
b. Reuse (menggunakan kembali)
c. Recycle (mendaur ulang)
d. Replace (mengganti)
Alternatif-alternatif reduce dan reuse tidak selamanya dapat bertahan karena pada saatnya nanti hasil dari tindakan reduce dan reuse adalah sampah plastik tersebut dibuang. Maka sebagai alternatif akhirnya sampah plastik tersebut harus didaur ulang. Proses pendaurulangan sampah plastik dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Memisahkan material sampah plastik dengan material sampah lainnya,
b. Sampah plastik dipotong-potong agar mudah dalam proses pengolahannya,
c. Potongan-potongan sampah plastik dicuci, dan
d. Setelah dicuci, sampah-sampah plastik digiling agar menjadi biji plastik.
Biji plastik yang telah kita proses dapat dijadikan usaha daur ulang sampah plastik baik berupa bahan baku setengah jadi (biji plastik) maupun suvenir. Pengelolaan usaha daur ulang sampah plastik harus terencana baik dalam modal, pembiayaan, tenaga kerja, tempat produksi, dan cara menyalurkan/mendistribusikan produk daur ulang. Berikut tip dan trik yang bisa kita praktikkan agar usaha daur ulang sampah plastik dapat terus berkembang dan menjadi semakin besar.
Selengkapnya : https://ridhographis.wordpress.com/2015/05/27/17/
No comments:
Post a Comment