Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyatakan pengurangan sampah plastik tidak akan maksimal jika hanya dilakukan dengan kebijakan kantong plastik berbayar. Kebijakan tersebut harus dibarengi dengan kebijakan lainnya. Meskipun dinilai baik, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai kebijakan ini tetap tidak akan efektif untuk mengatasi problem struktural yang sangat akut terkait sampah plastik, jika tidak dilakukan secara integral.
Menurut Manager Kebijakan dan Pembelaan Hukum Walhi, Muhnur Satyahaprabu, 69% sampah plastik yang ada didominasi oleh sampah plastik domestik sehingga kebijakan yang seharusnya juga digalakkan adalah menekan produksi plastik, bukan hanya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik. "Mungkin ini akan merubah pola pikiran masyarakat atau memaksa masyarakat untuk menggunakan kantong lain selain kantong plastik tetapi kalau pola produksi perusahaannya masih sama maka ini tidak akan signifikan pengaruhnya. sampah plastik juga didominasi oleh bungkus snack, sabun pokoknya ritel-ritel itulah. Yang begitu harus diubah, kalau itu tidak diubah maka tetap akan banyak," kata Muhnur.
Tuti Hendrawati Mintarsih menegaskan kebijakan ini akan dievaluasi setiap tiga bulan sekali, untuk melihat apakah ada perubahan dalam perilaku konsumen. "Saya berharap di Indonesia bisa efektif, bahkan di Hongkong itu bisa sampai 76 persen menurunkan penggunaan kantong plastik.Di Amerika bahkan sampai 90 persen. Di Indonesia sudah urgent untuk mengurangi penggunaan kantong plastik tidak ramah lingkungan jadi kita berusaha melakukan sosialisasi besar-besaran biar masyarakat sadar mengurangi penggunaan kantong plastik," papar Tuti.
Selengkapnya : http://www.voaindonesia.com/content/walhi-perlu-kebijakan-integral-soal-sampah-plastik/3202034.html
No comments:
Post a Comment