Saturday, April 30, 2016

Bahaya Sampah Plastik Bagi Kesehatan

Butuh gadget baru?

Plastik adalah salah satu bahan yang dapat kita temui di hampir setiap barang. Mulai dari botol minum, TV, kulkas, pipa pralon, plastik laminating, gigi palsu, compact disk (CD), kutex (pembersih kuku), mobil, mesin, alat-alat militer hingga pestisida. Oleh karena itu kita bisa hampir dipastikan pernah menggunakan dan memiliki barang-barang yang mengandung Bisphenol-A. Salah satu barang yang memakai plastik dan mengandung Bisphenol A adalah industri makanan dan minuman sebagai tempat penyimpan makanan, plastik penutup makanan, botol air mineral, dan botol bayi walaupun sekarang sudah ada botol bayi dan penyimpan makanan yang tidak mengandung Bisphenol A sehingga aman untuk dipakai makan. Satu tes membuktikan 95% orang pernah memakai barang mengandung Bisphenol-A.Plastik dipakai karena ringan, tidak mudah pecah, dan murah. Akan tetapi plastik juga beresiko terhadap lingkungan dan kesehatan keluarga kita. Oleh karena itu kita harus mengerti plastik-plastik yang aman untuk kita pakai.

Kantong plastik kresek berwarna terutama yang hitam kebanyakan merupakan produk daur ulang. Karena itu konsumen diharapkan berhati-hati dan tidak digunakan kantung plastik untuk mewadahi makanan. Dalam proses daur ulang tersebut juga ditambahkan berbagai bahan kimia yang menambah dampak bahaya bagi kesehatan. Disarankan agar masyarakat tidak menggunakan kantung plastik kresek warna hitam atau daur ulang untuk mewadahi langsung makanan siap santap. Menurut JECFA-FAO/WHO monomer stiren tidak mengakibatkan gangguan kesehatan jika residunya tidak melebihi 5.000 bagian per juta.

Meski demikian, masyarakat dihimbau agar tidak menggunakan kemasan styrofoam dalam microwave, tidak menggunakan kemasan styrofoam yang rusak atau berubah bentuk untuk mewadahi makanan berminyak/berlemak apalagi dalam keadaan panas.Sementara itu, hasil pengawasan BPOM terhadap kemasan makanan yang terbuat dari plastik polivinil klorida (PVC) menunjukkan bahwa monomer vinil klorida (VCM) yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas ke dalam makanan terutama yang berminyak/berlemak atau mengandung alkohol terlebih dalam keadaan panas.Dalam pembuatan PVC ditambahkan penstabil seperti senyawa timbal (Pb), kadmium (Cd), timah putih (Sn) atau lainnya, untuk mencegah kerusakan PVC. Kadang-kadang agar lentur atau fleksibel ditambahkan senyawa ester flalat, ester adipat. Residu VCM terbukti mengakibatkan kanker hati, senyawa Pb merupakan racun bagi ginjal dan saraf, senyawa Cd merupakan racun bagi ginjal dan dapat mengakibatkan kaker paru-paru.



• Upaya Penanggulangan Limbah Plastik
1. Daur Ulang
Penanganan limbah plastik yang paling ideal adalah dengan mendaur ulang. Akan tetapi, hal itu tampaknya tidak mudah dijalankan. Proses daur ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan pembentukan ulang. Tahapan paling sulit adalah pengumpulan dan pemisahan. Kedua tahapan ini akan lebih mudah dilakukan jika masyarakat dengan disiplin ikut berpartisipasi, yaitu ketika membuang sampah plastik. Dewasa ini, plastik yang cukup banyak didaur ulang adalah jenis HDPE dan botol-botol plastik.

2. Incinerasi
Cara lain untuk mengatasi limbah plastik adalah dengan membakarnya pada suhu tinggi (incinerasi). Limbah plastik mempunyai nilai kalor yang tinggi, sehingga dapat digunakan sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik menggunakan batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas. Akan tetapi, pembakaran sebenarnya menimbulkan masalah baru, yaitu pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Pembakaran ban bekas menghasilkan asap hitam yang sangat pekat dan gas-gas yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini membuat incinerator cepat terkorosi. Polusi yang paling serius adalah dibebaskannya gas dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin seperti PVC. Untuk itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan yang baik untuk mengurangi polusi udara.

3. Plastik Biodegradable
Sekitar separo dari penggunaan plastik adalah untuk kemasan. Oleh karena itu, sangat baik jika dapat dibuat plastik yang bio- atau fotodegradable. Hal itu telah diupayakan dan telah dipasarkan. Kebanyakan plastik biodegradable berbahan dasar zat tepung. Sayangnya, plastik jenis ini lebih mahal dan kelihatannya masyarakat enggan untuk membayar lebih.

Untuk mengurangi pencemaran plastik :
-Kurangi penggunaan plastik 
-Sampah plastik harus dipisahkan dengan sampah organik, sehingga dapat didaur ulang.
-Jangan membuang sampah plastik sembarangan. 
-Sampah plastik jangan dibakar.

Untuk menghindari bahaya keracunan akibat penggunaan plastik :
-Gunakan kemasan makanan yang lebih aman, seperti kaca. 
-Gunakan penciuman, jika makanan/minumam bau plastik jangan dikonsumsi.
-Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang penghisapnya) berbahanpolycarbonate, cobalah pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca,po lyethylene, ataupolypropylene. Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, polypropylene, ataupolyethylene. Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahanlatex.
-Janganlah menyimpan air minum atau pun makanan dalam keadaan panas.
-Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum. Jika penggunaan botol plastik berbahan PET (kode 1) dan HDPE (kode 2), tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera dihabiskan karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat seiring waktu. Bahan alternative yang dapat digunakan adalah botol stainless steel atau kaca.
-Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik, khususnya pada microwave oven, yang dapat mengakibatkan zat kimia yang terdapat pada plastik tersebut terlepas dan bereaksi dengan makanan lebih cepat. Hal ini pun dapat terjadi bila kemasan plastik digunakan untuk mengemas makanan berminyak atau berlemak.
-Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas.

Source : http://salsabilapinrang.blogspot.co.id/2013/05/tugas-individu-kimia-cara.html

Tuesday, April 26, 2016

Penggunaan Shrilk Sebagai Alternatif Bioplastik Terkuat di Dunia

Butuh gadget baru?

Plastik selalu menjadi sumber kegunaan sekaligus menjadi masalah bagi masyarakat. Hal ini disebabkan oleh karena bahan material ini biasanya digunakan untuk membawa keperluan manusia hingga menjadi tempat sampah sementara juga. 

Karena kegunaannya yang banyak, maka dari itu banyak sekali plastik yang diproduksi setiap harinya. Yang mengakibatkan pada bertumpuknya sampah-sampah plastik di berbagai tempat. Apalagi yang membuat plastik menjadi “musuh:” masyarakat adalah karena bahan material ini baru akan lebur dengan jangka waktu yang sangat lama (mencapai ratusan tahun).

Karena kegunaannya yang banyak, dan tingkat permintaannya yang selalu besar. Maka dari itu banyak sekali plastik yang diproduksi setiap harinya. Yang mengakibatkan pada bertumpuknya sampah-sampah plastik di berbagai tempat. Apalagi yang membuat plastik menjadi musuh bagi orang banyak adalah sifatnya yang sangat sulit terurai. Membutuhkan waktu ratusan tahun untuk dapat mengurai plastik.

Pemanfaatan dari Shrilk ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti pada replika balon botol, atau juga untuk balon pantai yang biasa digunakan dalam permainan maupun olahraga di pantai. Untuk bahan plastik lainnya ada juga cable ties sebagai bagian dari perlengkapan keamanan permainan balon pantai.

Para ilmuwan saat ini tidak hanya mencari referensi melalui tumbuh-tumbuhan yang biasanya dijadikan bahan penelitian tetapi saat ini mereka juga sudah mulai mencoba melakukan penelitian melalui binatang. Selain dari udang, para ilmuwan baru-baru ini melakukan penelitian terhadap serangga.


Baru-baru ini para ilmuwan di Wyss Institute for Biologically Inspired Engineering di Harvard University telah berhasil menemukan sebuah material bioplastik yang sangat kuat. Bahannya tidak berasal dari senyawa-senyaawa kimiawi namun berasal dari laba-laba dan udang. Bagian yang diambil sebagai bahan dasar pembuatan bioplastik ini adalah benang dan cangkang udang. Kedua bahan material inilah mengandung fibro protein yang mampu bertahan terhadap reaksi kimiawi. Bahan material yang satu ini dianggap memiliki daya tahan yang sangat tinggi sesuai dengan kebutuhannya.

Menurut para ilmuwan yang bekerja disana mengatakan bahwa material bioplastik yang berhasil mereka ciptakan memiliki kekuatan dan ketangguhan yang sangat baik dan layak disejajarkan dengan aluminium alloy. Bahkan berat Shrilk juga lebih ringan jika dibandingkan dengan aluminium alloy. 

Perbandingannya mencapai separuh berat alumunium alloy. Yang menjadi poin positif dari penemuan ini adalah walaupun Shrilk memiliki kekuatan yang sama dengan alumunium alloy tetapi Shrilk mempunyai kelebihan lain yaitu sifatnya yang lebih elastis. Kelenturan yang dimiliki oleh Shrilk didapatkan hanya dengan proses pengaturan kadar air saat pencampuran bahan material Shrilk dilakukan. Shrilk Adalah Alternatif Bioplastik Terkuat di Dunia.

Tidak hanya untuk keperluan sebagai bahan dasar bioplastik, material baru tersebut juga bisa dimanfaatkan untuk aplikasi dalam bidang kesehatan, seperti benang yang umum digunakan untuk menjahit luka, tetapi memiliki kekuatan yang jauh lebih besar, serta penutup luka untuk memberikan kulit beregenerasi kembali.

Source : http://dariplastik.com/shrilk-adalah-alternatif-bioplastik-terkuat/

Friday, April 22, 2016

Mengolah Sampah Menjadi Uang

Butuh gadget baru?

Pengolahan sampah yang efektif adalah sinergi dari semua pihak, baik masyarakat maupun pemerintah. Hal ini untuk mengurangi permasalahan sampah yang kian menggunung serta keterbatasan ruang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Berbagai cara pun dilakukan, mulai dari penghematan hingga daur ulang, tapi tetap saja sampah menggunung.

Ada usaha alternatif dan kreatif yang bisa sedikit mengurangi  persoalan sampah.  Ide ini muncul dari bagaimana mengolah sampah agar menjadi uang. Ingin tahu caranya? Gugun Gunawan, penyusun buku Mengolah Sampah Jadi Uang, melirik persoalan sampah ini menjadi celah usaha yang menguntungkan.

Sistem mengolah yang biasa dilakukan ada empat macam, antara lain: reduce, reuse, recycle, serta replace. Dalam bukunya, Gugun mencoba mengenalkan prinsip recycle dengan tujuan yang bermanfaat. Lewat prinsip ini, sebisa mungkin, barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Walaupun tidak semua barang bisa didaur ulang, tetapi sudah banyak industri informal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain.



Mengolah sampah plastik adalah sebuah harga mutlak, karena plastik tidak bisa diuraikan oleh tanah. Hal ini bisa mengurangi krisis sampah plastik. Salah satunya adalah mengolah sampah plastik menjadi biji plastik sehingga bisa dimanfaatkan kembali. Secara khusus Gugun, memberikan gambaran soal perkiraan modal, pembiayaan, serta cara mengolahan sampah plastik menjadi suvenir pernikahan.

Gugun juga mendeskripsikan kemungkinkan berkembangnya usaha pengepulan sampah. Dalam bisnis ini, biasanya dikhususkan seusai jenis sampah. Maka kita bisa mengenal adanya bandar plastik, bandar kertas, sampah plastic, botol, atau rongsokan besi. Omset pengepulan sampah ini cukup besar, yaitu Rp25.000.000,- hingga Rp30.000.000,- 

Selengkapnya : http://transmediapustaka.com/15-books/management/61-mengolah-sampah-menjadi-uang

Monday, April 18, 2016

Serba-Serbi Bank Sampah

Butuh gadget baru?

Salah satu tujuan didirikannya bank sampah  adalah untuk mengurangi sampah  rumah tangga yang dibuang ke TPS (Tempat Pembuangan Sementara). Hampir  60% dari sampah yang ada di TPS berasal dari sampah rumah tangga. Dengan adanya bank sampah, warga juga dididik untuk memilah sampah. Sampah organik diolah untuk menjadi kompos dan sampah anorganik bisa ditabung di bank sampah.

Seba-serbi bank sampah  yang unik adalah bahwa bank ini layaknya sebuah bank, juga memiliki nasabah. Nasabah yang datang membawa sampah anorganik  yang sudah mereka pilah-pilah. Ada yang membawa kardus, botol plastik, gelas plastik, koran, dan majalah. Sampah-sampah tersebut kemudian ditimbang dan dicatat beratnya di buku tabungan mereka masing-masing. Saldo mereka adalah jumlah berat sampah yang sudah dikumpulkan. Biasanya, mereka akan mencairkan dananya jika uang yang terkumpul sudah lumayan banyak.

Berapa ya, harga sampah-sampah itu? Ternyata harganya beragam, tergantung dari bahan dan kondisinya. Jika sudah dipilah dalam keadaan bersih, harganya akan semakin tinggi. Sebagai contoh, sampah gelas plastik kotor bekas kemasan air mineral dihargai Rp 2.000,-/ kg sedangkan yang sudah bersih dihargai Rp 3.000,-/ kg.

Sampah-sampah yang sudah terkumpul di bank sampah ini, nantinya akan dijual ke pengepul sampah. Dalam hal ini diterapkan sistem lelang, pengepul yang memberikan harga tertinggi yang akan dipilih. Beberapa sampah plastik yang tidak dijual ke pengepul bisa dikreasikan oleh ibu-ibu warga sekitar menjadi sebuah kerajinan tangan yang indah dan unik. Kerajinan tangan tersebut dijual saat ada kunjungan atau pameran.


Bank Sampah merupakan salah satu alternatif mengajak warga untuk peduli dengan sampah dan permasalahannya. Bank sampah merupakan sebuah sistem pengelolaan sampah berbasis rumah tangga, dengan memberikan imbalan berupa uang tunai ataupun voucher kepada warga yang memilah dan menyetorkan sejumlah sampah.

Bank sampah dalam pelaksanaanya dapat mengurangi tingginya angka sampah di masyarakat dan di tempat pembuangan akhir (TPA), dengan begitu volume sampah yang ada di masyarakat dan TPA dapat berkurang.

Pengelolaan Bank Sampah juga mengikuti kaidah-kaidah yang terdapat dalam Undang-undang nomor 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, bahwa prinsip dalam mengelola sampah adalah reduce, reuse dan recycle (3R).

Selengkapnya : 

- http://girls.kidnesia.com/Girls/Cerdas/Berbagi-Pengetahuan/Serba-Serbi-Bank-Sampah
- http://www.pojoksamber.com/serba-serbi-bank-sampah/

Thursday, April 14, 2016

Beberapa Cara Mengolah Sampah

Butuh gadget baru?

Bagaimana cara-cara pengolahan sampah yang baik agar tidak menggangu kesehatan masyarakat?

Sampah erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat karena sampah merupakan tempat kehidupan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit (bakteri patogen) dan juga serangga sebagai pemindah dan penyebar penyakit (vektor). Oleh sebab itu sampah harus dikelola dengan baik agar tidak mengganggu atau mengancam kesehatan masyarakat.

Cara-cara pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut :

1. Pengumpulan dan Pengangkutan Sampah. Pengumpulan sampah menjadi tanggung jawab dari masing-masing rumah tangga atau institusi yang menghasilkan sampah. Oleh sebab itu, mereka ini harus membangun atau mengadakan tempat khusus untuk mengumpulkan sampah. Kemudian dari masing-masing tempat pengumpulan sampah tersebut harus
diangkut ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah, selanjutnya ke tempat penampungan akhir (TPA). Mekanisme, sistem, atau cara pengangkutannya untuk daerah perkotaan adalah tanggung jawab pemerintah daerah setempat yang didukung oleh partisipasi masyarakat
produksi sampah, khususnya dalam hal pendanaan. Sedangkan untuk daerah pedesaan pada umumnya sampah dapat dikelola oleh masing-masing keluarga tanpa memerlukan TPS maupun TPA. Sampah rumah tangga daerah pedesaan umumnya didaur ulang menjadi pupuk.

2. Pemusnahan dan Pengolahan Sampah. 
Pemusnahan dan/atau pengolahan sampah padat ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, antara lain sebagai berikut :
(1) ditanam (landfill) yaitu pemusnahan sampah dengan membuat lubang ditanah kemudian sampah dimasukkan dan ditimbun dengan tanah.
     
(2) dibakar (inceneration) yaitu memusnahkan sampah dengan jalan membakar didalam tungku pembakaran (incenerator).
   
(3) dijadikan pupuk (composting) yaitu pengolahan sampah menjadi pupuk (kompos), khususnya untuk sampah organik daun-daunan, sisa makanan, dan sampah lain yang dapat membusuk. Di daerah pedesaan hal ini sudah biasa sedangkan di daerah perkotaan hal ini perlu dibudayakan. Apabila setiap rumahtangga dibiasakan untuk memisahkan sampah organik dengan anorganik kemudian sampah organik diolah menjadi pupuk tanaman, dapat dijual atau dipakai sendiri. Sedangkan sampah anorganik dibuang dan akan segera dipungut oleh para pemulung. Dengan demikian masalah sampah akan berkurang


Pengelolaan sampah merupakan proses yang diperlukan dengan dua tujuan :

1. mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis, atau
2. mengolah sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup.

Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis sampah itu sendiri.
Cara-cara pengelolaan sampah
1. Daur-ulang
2. Pengkomposan
3. Pengurugan sampah

Manfaat pengelolaan sampah
1. Penghematan sumber daya alam
2. Penghematan energi
3. Penghematan lahan TPA
4. Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)

Bencana sampah yang tidak dikelola dengan baik
1. Longsor tumpukan sampah : Longsor sampah Leuwigajah
2. Sumber penyakit

3. Pencemaran lingkungan
Sampah terdiri dari dua bagian, yaitu bagian organik dan anorganik. Rata-rata persentase bahan organik sampah mencapai ± 80%, sehingga pengomposan merupakan alternatif penanganan yang sesuai. Pengomposan dapat mengendalikan bahaya pencemaran yang mungkin terjadi dan menghasilkan keuntungan. Pengomposan merupakan penguraian dan pemantapan bahanbahan organik secara biologis dalam temperatur thermophilic (suhu tinggi) dengan hasil akhir berupa bahan yang cukup bagus untuk diaplikasikan ke tanah. Pengomposan dapat dilakukan secara bersih dan tanpa menghasilkan kegaduhan di dalam maupun di luar ruangan.

Selengkapnya : http://kumpulanpertanyaanpenting.blogspot.co.id/2014/11/bagaimana-cara-cara-pengolahan-sampah-yang-baik-agar-tidak-menggangu-kesehatan-masyarakat.html

Sunday, April 10, 2016

Rahasia Sukses Pengolahan Sampah di Jepang

Butuh gadget baru?

Dari beberapa hal tersebut, setidaknya terdapat tiga rahasia sukses Jepang dalam penanganan sampah rumah tangga. Pertama, tingginya prioritas masyarakat pada program daur ulang. Hampir semua orang Jepang paham mengenai pentingnya pengelolaan sampah daur ulang.

Untuk membangun kesadaran itu, kelompok masyarakat seperti “chonaikai” melakukan aksi-aksi kampanye kepedulian lingkungan di berbagai lapisan masyarakat. Beberapa sukarelawan ada yang secara aktif turun ke perumahan untuk memonitor pembuangan sampah, dan berdialog dengan warga tentang cara penanganan sampah.

Kedua, munculnya  tekanan sosial dari masyarakat Jepang apabila kita tidak membuang sampah pada tempat dan jenisnya. Rasa malu menjadi kunci efektivitas penanganan sampah di Jepang.

Saya pernah melihat orang Jepang yang sedang mabuk di kereta sambil memegang botol bir. Saya mengikuti saat ia keluar dari kereta. Dia celingak celinguk mencari tempat sampah. Menariknya, dalam keadaan mabuk, ia masih membuang sampah, bukan hanya di tempatnya, namun bisa memilih tempat sampah daur ulang khusus botol dan kaleng.

Dari kejadian itu saya berpikir bahwa kebiasaan membuang sampah, selain juga karena dibangun rasa malu, juga telah masuk ke alam bawah sadar mereka.

Ketiga, program edukasi yang masif dan agresif dilakukan sejak dini. Anak-anak di Jepang, sejak kelas 3 SD sudah dilatih cara membuang sampah sesuai dengan jenisnya. Hal tersebut membangun kultur buang sampah yang mampu tertanam di alam bawah sadar. Membuang sampah sesuai jenis sudah menjadi “habit”.

Awalnya dulu, resistensi sempat muncul dari beberapa kalangan mengenai perubahan cara membuang sampah ini. Banyak warga, khususnya orang-orang tua, yang memprotes cara baru penanganan sampah, karena dianggap merepotkan. Namun dengan penjelasan dan informasi yang terus menerus mengenai manfaat dari pembuangan sampah, resistensi itu berkurang dengan sendirinya.



Langkah lainnya adalah dengan membuat program edukasi bagi setiap elemen masyarakat. Berbagai brosur dan informasi dibuat untuk anak-anak sekolah sehingga kebiasaan membuang sampah terbentuk sejak kecil. Di sisi lain para orang tua juga harus memberi contoh. Hal ini sangat penting, karena anak-anak meniru apa yang dilakukan orang tua.

Dengan berbagai hal tersebut, pada akhirnya nanti pemerintah mau tak mau akan mendukung gerakan peduli lingkungan. Dan bila demikian halnya, Undang-undang dibuat bukan untuk mengatur, namun hanya meng-amin-i saja realita yang sudah terjadi di masyarakat.

Tak heran, makin maju suatu negara, makin sedikit peraturannya. Di Jepang, saya jarang sekali melihat tulisan “Buanglah Sampah Pada Tempatnya” atau “Dilarang Buang Sampah”. Karena tanpa tulisan itu-pun, masyarakat sudah membuang sampah di tempatnya.

Selengkapnya : http://www.olahsampah.com/index.php/manajemen-sampah/39-rahasia-sukses-pengolahan-sampah-di-jepang

Friday, April 8, 2016

Dampak Buruk Membakar Sampah Plastik

Butuh gadget baru?

Plastik sudah jadi sisi dari kehidupan kita keseharian. Tanpa ada kita sadari, kita sering memakai kantong plastik, botol minuman plastik, dan benda-benda yang terbuat dari plastik yang lain. Hal semacam ini mengakibatkan jumlah sampah plastik di lingkungan kita makin bertambah dari hari ke hari. Diperlukan saat yang begitu lama untuk mengurai sampah plastik dengan cara alami, hingga seringkali orang-orang kita yang melenyapkan sampah plastik lewat cara membakarnya.


Lalu, apakah hal itu aman? Apa dampak membakar sampah plastik pada kesehatan? Nyatanya membakar plastik begitu beresiko untuk kesehatan. Saat kita membakar plastik, tanpa ada kita sadari berlangsung pelepasan zat-zat beresiko ke hawa seperti karbon monoksida, dioksin dan furan, volatil, dan partikel yang lain. Beberapa zat itu begitu riskan untuk badan kita.

Tersebut bakal di jabarkan efek kesehatan dari semasing zat yang dihasilkan dari pembakaran sampah plastik :

Karbon monoksida
Karbon monoksida adalah satu diantara type zat yang begitu beresiko apabila terhirup dalam jumlah banyak. Karbon monoksida mengakibatkan pusing serta sakit kepala. Diluar itu, karbon monoksida bisa menyebabkan masalah pandangan dan penurunan kesadaran.

Dioksin dan furan
Ke-2 zat ini sudah dapat dibuktikan bisa menyebabkan kanker. Zat ini dapat juga mengakibatkan kecatatan janin bila dihirup oleh ibu hamil. Salain itu, dioksin serta furan bisa memengaruhi sistem reproduksi dan hormon pada badan seperti mempercepat pubertas pada anak wanita dan tingkatkan resiko kanker testis pada lelaki. Peneliti sudah lakukan penelitian tentang efek dioksin pada burung. Akhirnya tunjukkan kalau dioksin bisa merubah tingkah laku seksual burung jantan jadi betina. Mungkin saja ini dapat juga berlangsung pada manusia meskipun hal semacam ini butuh di teliti lebih mendalam.

Volatil
Zat ini ini bisa mengakibatkan beragam permasalahan dari mulai kanker sampai permasalahan system saraf. Volatil dapat juga menyebabkan beragam masalah pernapasan seperti iritasi saluran napas, asma, dan penyakit paru-paru kritis.

Lihat tingginya resiko kesehatan yang bisa diakibatkan dengan membakar sampah plastik, pastinya kita mesti menghindar pembakaran sampah baik di ruangan tertutup ataupun di ruangan terbuka. Dampak ini bukan sekedar bisa kita rasakan sendiri, tetapi pastinya juga beresiko untuk beberapa orang di sekitaran rumah kita.

Langkah paling baik yang bisa kita kerjakan adalah kurangi pemakaian bahan plastik seperti yang tengah dikampanyekan oleh pemerintah pada sekian waktu ini. Kurangnya pemakaian plastik bakal turunkan jumlah sampah plastik di lingkungan kita. Diluar itu, kita mesti bijak dalam mengelola sampah plastik. Pisahkan sampah plastik dengan sampah organik untuk menolong beberapa petugas kebersihan mengelola sampah plastik untuk kepentingan daur lagi. Dengan lakukan hal itu, berarti kita perduli pada kesehatan lingkungan dan kesehatan badan kita sendiri.

Selengkapnya : http://www.sehat-bahagia.com/2016/02/tolong-sebar-luaskan-artikel-ini-stop.html

Tuesday, April 5, 2016

Hippoplast, Media Tanam Hidroponik dari Sampah Plastik

Butuh gadget baru?

Membuat polybag dari sampah plastik sudah biasa. Namun, siapa sangka sampah plastik bisa dijadikan media tanam? Adalah Puji Heru Sulistiyono, warga Sleman, yang berhasil memanfaatkan sampah plastik seperti kresek bekas dan tempat air kemasan untuk dijadikan media tanam untuk tanaman hidroponik.

Media tanam yang ia beri nama Hippoplast tersebut mempunyai dua jenis. Jenis pertama berbahan kresek bekas yang dibentuk menjadi bulatan-buatan kecil seperti kelereng. Bulatan-bulatan tersebut direkatkan dengan api kemudian direndam di dalam larutan air dan pupuk (nutrisi). Proses tersebut berlangsung sampai larutan nutrisi terjebak di dalam bulatan-bulatan plastik. Selepas itu, bulatan-bulatan plastik tersebut bisa digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hidroponik. Akan tetapi, menurutnya, lebih baik jika Hippoplast tersebut hanya digunakan untuk tanaman hias.

Adapun jenis kedua terbuat dari tutup gelas minuman kemasan atau bungkus makanan ringan yang dipotong memanjang seperti serat-serat. Bahan-bahan tersebut dijadikan semacam sekam arang sintetis yang fungsinya menjebak larutan nutrisi. Sama seperti jenis yang pertama, Puji pun menyarankan supaya Hippoplast ini digunakan untuk tanaman hias saja.

Selengkapnya : http://www.pertanianku.com/hippoplast-media-tanam-hidroponik-dari-sampah-plastik/

Monday, April 4, 2016

Mengolah Limbah Plastik

Butuh gadget baru?

Berdasarkan hasil studi seperti dikutip dari situs resmi pemerintah (menlh.go.id), pola pengelolaan sampah di Indonesia pada tahun 2012 di beberapa kota dengan cara :
1. Pengangkutan dan penimbunan di TPA sebesar 69%
2. Dikubur 10%
3. Didaur ulang dan dikompos 7%, 
4. Dibakar 5 %
5. Sisanya tidak terkelola sebesar 7%
  
Apalagi seperti kita ketahui, sampah plastik merupakan sampah yang paling sulit diuraikan oleh tanah. Selain itu, membakar sampah plastik merupakan metode yang salah karena menimbulkan asap putih yang dapat merusak kesehatan bila terhirup. Oleh karena itu, sebagai salah satu upaya mengurangi dampak jumlah sampah plastik tersebut, diperlukan cara mengolah sampah plastik. 



Cara Pengolahan Limbah Plastik
Setidaknya ada 2 cara pemanfaatan limbah plastik yaitu reuse (pemakaian kembali) atau recycle (daur ulang).

1. Reuse
Umumnya rumah tangga di Indonesia sering memanfaatkan limbah plastik untuk pemakaian kembali.
Seperti wadah cat untuk pot bunga.

2. Recycle
Limbah plastik juga bisa dimanfaatkan untuk membuat produk kerajinan seperti tas. Pemanfaatan limbah plastik daur ulang umumnya dilakukan oleh industri. Proses daur ulang plastik di Industri umumnya meliputi langkah-langkah berikut :
-Sortir (pemilahan sampah)
-Pemotongan (memperkecil ukuran)
-Pencucian 
-Pengeringan (menguapkan air pada suhu tertentu)
-Pemanasan (material dilelehkan pada suhu 200 derajat celcius)
-Penyaringan (Lelehan plastik akan berbentuk silinder panjang kemudian dipotong-otong)
-Pendinginan (material dilewatkan pada air dingin)
-Pencetakan/penggilingan (pencetakan bijih plastik menjadi  lelehan kemudian dibentuk seperti mie berdiameter 4 mm)
-Pembungkusan & pemeriksaan (pembungkusan material kering dalam karung plastik dan diperiksa)
-Produk plastik

Selengkapnya : http://www.ekspedisiilmu.web.id/2015/10/2-cara-mengolah-sampah-plastik.html

Saturday, April 2, 2016

Plastic in Design [Re:story part II]

Butuh gadget baru?

Setelah Prologue tentang sampah plastik, mari kita lihat apa yang bisa dilakukan untuk me-recycle benda ini. Plastik termasuk salah satu material yang lentur dan mudah untuk dimainkan desainnya. Tanpa perlu treatment yang khusus, kita bisa mulai mendesain berbagai macam barang dari material yang satu ini. Dalam skala yang lebih besar, beberapa desainer contohnya Philippe Starck menggunakan material plastik sebagai bahan baku desainnya. 

Bedanya, Phillipe Starck membutuhkan mesin-mesin yang canggih untuk bending bentuk desain furnitur yang dia buat. Butuh banyak kalkulasi, uang dan juga ketelitian dalam hal ini. tak perlu menjadi Phillipe Starck untuk menciptakan karya desain kita dari bahan baku plastik. Cara-cara yang mudah namun tetap dapat menghasilkan desain yang unik bisa kita buat dari material ini. Temukan berbagai macam kejutan menarik tentang desain olahan plastik!

1. My toy is not yours!!
Waktu tidak bisa kembali, maka mari kita lakukan kegiatan produktif untuk menjadikan waktu kita berkualitas. Salah satu caranya dengan mendesain sendiri mainan - mainan unik yang sesuai dengan kepribadian kita. Alternatif ini juga bisa digunakan sebagai ajang aktualisasi diri guys!


2. Fashion Style Sampah
Siapa mengira sampah plastik bisa menjadi alternatif fashion kita? Dengan tangan dingin seorang desainer, berbagai macam clothing dan aksesoris lain tercipta dari material plastik.

From Plastic GO to Bag
Go Green with this colorful plastic bag! Tidak usah lagi menggunakan tas kresek ketika Anda sedang berbelanja, karena dengan tas ini Anda dapat menyimpan belanjaan Anda dengan aman. Tas belanja ini telah didesain lebih menarik dan berwarna. Jika Anda orang yang kreatif, mari membuat tas belanja Anda sendiri. DIY (Do it Your Self) stuff sedang menjadi tren untuk saat ini.



3.Good Goods
Berbagai Ragam Olahan Botol Air Mineral


Pasti tidak ada yang menyangka bahwa sampah plastik dengan segala kerugiannya dapat menjadi alternatif material fabrikasi maupun non fabrikasi. Material ini dapat digunakan hampir disegala jenis bidang usaha. Hidup pada era global warming memang diperlukan kepekaan terhadap alam sekitar dan juga lingkungan kita sehari-hari. Apa yang menjadi sampah ternyata juga bisa menjadi alternatif material menjanjikan. Barang-barang di atas adalah contoh beberapa karya dari desainer yang telah peduli untuk menciptakan green design dengan memanfaatkan material plastik sebagai bahan bakunya. They are rock!!

Selengkapnya : http://nakedplaindesigner.blogspot.co.id/2010/10/plastic-in-design.html